Syarat-syarat doa dikabulkan
Ada syarat-syarat dalam berdoa agar doa itu dkabulkan, yaitu:
a. Doa dengan hati
Syarat pertama agar doa itu dikabulkan adalah berdoa itu dengan menggunakan hati, tidak cukup hanya dengan mulut saja. Selama ini kita sering berdoa hanya di mulut saja, tidak disertai dengan hati. Bagaimana doa dengan hati? Begitu berucap tentang permohonan, maka hati pun sama mengucapkan doa itu. Sering kalai orang berdoa berbicara terus, diikuti orang dengan membaca ”Amin” keras-keras, tetapi hampa tanpa hati. Doanya rame-rame, membaca ”Amin”-nya kencang-kencang tetapi hatinya ke mana-mana. Jadi, doa itu harus memakai hati, karena Allah hanya melihat apa yang ada di dalam hati kita.
b. Yakin
Agar doa dikabulkan, doa itu harus memakai keyakinan. Doa yang tidak yakin, tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sering kali kita berdoa tetapi hati kita tidak yakin apakah Allah akan mengabulkan doa kita, merasa itu mustahil dikabulkan oleh Allah. Salah satu doa yang tidak ikhlas adalah doa itu dilakukan dengan tidak yakin, terbersit di dalam hati bahwa tidak yakin Allah mengabulkan doa kita, tidak yakin kepada Allah. Doa itu haru dengan penuh keyakinan, ”Ya Allah, Engkau Maha Baik, Engkau tidak pernah ingkar janji”.
c. Diusahakan
Agar doa dikabulkan, doa itu tidak cukup hanya dengan keyakinan saja, tetapi harus diusahakan. Kalau orang berdoa agar diberi kepintaran, maka harus belajar terus. Ingin disayangi suami, tetapi kalau servisnya tidak benar, tidak akan dikabulkan; harus berusaha agar disayangi suami. Suami ingin disayangi suami, kalau belanjanya diberikannya serba kurang, bawaannya kasar melulu; bagaimana bisa disayangi isteri? Beri belanjanya yang cukup, beri senyuman; itu adalah usaha-usaha agar disayangi isteri. Kalau ingin disayangi anak, tetapi bawaannya marah melulu kepada anak, mana mungkin bisa disayangi anak? Atau, kita ingin agar anak kita tidak menipu, tetpi kita sendiri sering menipu. Kita sering menipu kepada anak, misalnya: ”Jangan menangis ya, nanti dibelikan permen”; padahal tidak dibelikan permen. Itu mengajari anak menipu. Atau, ”Kalau ada orang yang bertanya, katakan bahwa ibu tidak ada”; padahal ada di rumah. Itu adalah mendidik anak untuk menipu. Jadi, syarat agar doa itu dikabulkan, harus diamalkan apa yang didoakan itu; usahanya itu harus sesuai dengan doanya. Kalau doanya ingin menjadi dokter, maka harus masuk ke Fakultas Kedokteran. Kita berdoa, ”Ya Allah, saya ingin anak saya menjadi dokter”, tetapi masuk Fakultas Ekonomi, maka tidak mungkin bisa menjadi dokter.
Banyak orang yang berdoa, sampai berbuih doanya itu, tetapi tidak mengusahakan sesuai dengan doanya itu, syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Kalau syarat-syaratnya tidak dipenuhi, doa itu tidak akan dikabulkan. Jadi kalau berdoa tidak memakai hati, tidak yakin, dan tidak ada ikhtiar; maka doa tidak akan dikabulkan. Sekalipun kita telah minta dengan berbuih-buih agar diberi emas, tetapi kalau kita tidak berusaha, apakah langit akan menurunkan emas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar